Sabtu, 17 April 2010

Tetap Menjadi Kenangan

Aku tak tahu kenapa begitu sulit melupakanmu. Belakangan ini wajah manismu sering hadir di benaku, senyumu hadir di memoriku, kata-kata manjamu, guraumu bahkan gelak tawamu terngiang di telingaku. Semua itu seakan-akan sedikit menurunkan kadar benciku padaku dimana rasa itu telah aku tanam setelah engkau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita karena engkau lebih memilih orang yang berada didekatmu.
Pernah aku mencoba menjalin hubungan dengan wanita lain, namun harus ku akui bahwa diantara kami tidak ada chemistry seperti aku dengan kamu, dan kesalahan yang aku perbuat adalah membandingkan dia dengan kamu, padahal dia berbeda dengan kamu.
Pada sebuah sesi konseling dengan seorang Psikolog di Semarang aku pernah menanyakan kenapa aku tak bisa melupakan kamu? Dengan entengnya Psikolog itu berkata padaku: “Kamu itu bukan orang gila yang lupa akan segala hal. Wajar kalau kamu ingat mantan pacarmu dan segala kenangan bersamanya, lha wong kamu itu waras kok. Yang harus kamu lakukan adalah bagaimana kamu memetik pelajaran baik dari hubungan kamu mantan pacarmu itu.”, tak dapat ku pungkiri bahwa aku sependapat dengan Psikolog itu.
Sejak saat itu dalam hati aku berterima kasih kepadamu karena telah memberi aku pelajaran hidup yang bermakna. Kamu akan selalu menjadi bagian dalam kisah hidupku dan menjadi kenangan yang dapat membuatku tersenyum. Tak dapat kupungkiri bahwa masih ada rasa sayangku untukmu, namun jika teringat caramu mengakhiri hubungan kita, naluriku sebagai laki-laki tentunya lebih mengedepankan logika daripada perasaan. Sekali lagi terima kasih atas pelajaran yang sangat berharga ini dan tetaplah menjadi masa laluku.

Jakarta, 17 April 2010
10.13pm

2 komentar:

Letsanda mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Letsanda mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.